Kamis, 21 Februari 2013

“The Baby and The Wind”


The Baby and The Wind
Oleh Nadia Nurfadilah

“Memiliki seorang bayi, nampaknya begitu menyenangkan sekaligus mengkhawatirkan. Setidaknya, itu lah yang saya lihat dari kaka sepupu saya pasca mendapatkan seorang bayi perempuan yang cantik”

--Juli 2012

Kira-kira satu bulan yang lalu, ketika seorang bayi perempuan dilahirkan ke dunia ini dan menjadi bagian dari keluarga besar saya. Syifa Karunia Azzahra, anak pertama dari kakak saya tercinta.

Memiliki seorang bayi adalah sesuatu yang sangat ia dambakan sejak dahulu. Tentu saja, ia sangat bahagia dengan kelahiran Syifa. Sejak hari itu, ia tak pernah jauh dari Syifa. Selalu menjaga dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.

Ketika ia harus pergi keluar rumah tanpa membawa Syifa, beribu kecemasan mungkin hadir di hatinya. Ia terus saja memikirkan apa yang sedang dilakukan Syifa di rumah, apakah ia menangis, kehausan, kelaparan, atau kekurangan sesuatu. Hal ini membuatnya tak ingin lama-lama berada di luar rumah dan segera kembali ke sisi bayi nya.

Nampaknya, apa yang dialami kakak saya, mirip dengan apa yang saya alami. Bukan. Bukan karena saya memiliki seorang bayi biologis seperti beliau. Melainkan karena keberadaan ‘bayi-bayi’ di LKM. Tepatnya pada 28 Januari 2012, ketika bayi-bayi ini resmi menjadi anggota keluarga besar LKM. ‘Bayi-bayi’ ini diberi nama EROS.

Saya sendiri adalah bagian dari BRAIN, dua keturunan di atas EROS. Di bawah BRAIN, ada PLATO. Entah siapa orangtua kami, mungkin buku, mungkin pena, atau mungkin sebuah mikrofon, yang jelas kami adalah bagian dari keluarga LKM. BRAIN sebagai kakak tertua, PLATO sebagai kakak muda, dan EROS sebagai bayi-bayi yang baru lahir.

Sebagai kakak tertua, saya memiliki tanggungjawab besar untuk menjaga dan merawat adik-adik ini. Terutama menjaga si bayi, yang masih sangat rentan, yang butuh penjagaan ketat dalam masa pertumbuhannya. Bukannya ingin memanjakan, hanya mempersiapkan bayi-bayi ini menjadi anak yang bertanggungjawab dan berbakti pada keluarga. Karena sebentar lagi, orangtua kami yang entah berada di mana, pasti akan menambahkan bayi-bayi baru dari proses MPA.

Ketika saat itu tiba, EROS bukanlah lagi seorang bayi, mereka telah berubah fungsi menjadi kakak muda. Kemudian PLATO yang akan menggantikan BRAIN sebagai kakak tertua. Sebelum hari itu tiba, ini lah proses yang kami alami.

Juli 2012. Angin musim PKL/PPL mulai bertiup. Kakak-kakak BRAIN satu per satu meninggalkan rumah. Termasuk saya. Angin PKL membawa saya ke kawasan Mega Kuningan yang sangat akrab dengan kemacetan. Hal ini memaksa saya untuk tak dapat hadir di rumah LKM. Tak dapat melihat kegiatan adik-adik di sana sekaligus tak dapat bertemu fisik dengan mereka.

Hal ini membuat saya rungsing. Cemas atau mungkin galau. Saya tidak tahu apakah si bayi ini diberi makan yang cukup setiap harinya. Apakah kakak-kakak muda nya terus mendampinginya, atau mungkin malah meninggalkannya?

Saya tidak tahu apa yang mereka lakukan di rumah. Apakah mereka bermain dengan buku-buku dan Koran di rumah, atau kah mereka hanya main-main? Apakah mereka tetap memperdengarkan  suara-suara diskusi di sana, atau justru kesunyian semata? Terlebih lagi angin PKL/PPL ini bertiup dengan sangat kencang sehingga mengganggu sinyal komunikasi para awak BRAIN. Sungguh mengkhawatirkan.

Sebelum Agustus tiba, masa di mana angin itu bertiup lebih kencang lagi menjadi badai. Saya ingin memastikan bahwa rumah LKM aman. PLATO dan EROS mampu menjaga rumah dengan baik dan dapat tumbuh mandiri di sana. Kakak BRAIN mengganti provider dengan sinyal yang lebih kencang untuk menjaga komunikasi dua arah berjalan dengan lancar. Because really, I don’t like partial information.

Angin PKL/PPL yang sedang membawa kakak tertua pergi sementara tidak boleh mengganggu keharmonisan keluarga kami. PLATO dapat dipercaya untuk menjaga dan mengawasi pertumbuhan bayi-bayi di LKM sambil terus merawat dirinya sendiri. Bayi-bayi pun dapat dengan mandiri memberi makan dirinya dengan asupan gizi sempurna : bacaan, diskusi, tulisan, dan latihan public speaking. Tidak ketinggalan, Kakak-kakak BRAIN yang terus menjaga komunikasi satu sama lain termasuk dengan adik-adik, juga akan tetap berkomitmen dengan tanggungjawabnya di rumah LKM.

Because we’re too strong to be defeated only by the wind. We can keep the harmony flowing in our room. We can trust and support each other, we can be responsible, and sure, we can deal with any kind of conditions. YES, WE ARE COOL!





Categories:

0 komentar:

Posting Komentar