-- Oktober 2012
Masa Orientasi Calon Anggota Baru Lembaga Kajian Mahasiswa
semakin dekat. Mahasiswa-mahasiswi baru yang ingin menjadi anggota LKM mulai
sibuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Salah satu tugasnya adalah membuat mini karya tulis. Mungkin ini adalah
hal yang membingungkan bagi para mahasiswa baru.
Saya ingin mencoba membagi apa yang bisa saya bagi. Bukan
tentang teknik penulisan karya tulis dengan detailnya. Bukan juga cara
mendapatkan ide yang kreatif. Melainkan sedikit gambaran proses yang pernah saya
alami ketika membuat karya tulis. Sederhana sebenarnya, tanpa bermaksud
menggurui, hanya ingin berbagi.
Untuk memulai sebuah karya tulis, kita bisa berangkat dari
sebuah masalah. Coba lihat sekeliling kita, bayangkan apa yang saat ini terjadi
di masyarakat kita. Ada masalah apa sih? Kira-kira ada hal apa yang begitu problematic di masyarakat. Nah, masalah
ini bisa kita persempit lingkupnya. Misalnya, kita ingin membahas masalah
lingkungan, atau masalah kesehatan.
Setelah mendapatkan masalah yang ingin kita angkat dalam
karya kita, kita mulai mendalami masalah tersebut. Misalnya, kenapa masalah ini
bisa terjadi? Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam masalah ini? Seberapa
parah kondisi masalah tersebut di masyarakat? Jangan lupa memasukkan
fakta-fakta atau bukti yang terjadi di realitas ketika menjabarkan masalah.
Kita tidak bisa toh asal bicara bahwa terdapat masalah di masyarakat, tanpa
memberikan bukti yang nyata.
Dengan mendalami masalah, kita menjadi tahu apa yang salah
dalam fenomena tersebut. Untuk menjustifikasi hal tersebut salah, tentu kita
perlu juga menjabarkan apa yang benar atau idealnya terjadi di masyarakat. Kita
bisa mencari teori-teori pendukung dari pernyataan ideal tersebut. Hal ini
tentu saja berguna sebagai pertanggungjawaban kita, bahwa yang kita katakan
bukan sekadar pernyataan asal, melainkan hal yang memiliki dasar.
Setelah mengetahui apa yang ideal dan membandingkannya dengan
realita, kita bisa memancing pikiran kita untuk menghasilkan ide-ide yang
kreatif. Idea apa? Tentu saja ide yang bisa menjadi solusi untuk mengatasi
masalah yang telah kita jabarkan di bagian sebelumnya. Jangan takut untuk
memberikan ide. Kalau ide kita tidak bisa mengatasi masalah seutuhnya,
setidaknya ide kita tersebut bisa kontributif untuk mengurangi dampak dari
masalah yang terjadi.
Nah, ide ini juga harus dijabarkan dengan jelas dan
se-eksplisit mungkin. Seperti apa ide nya? Bagaimana ide ini bisa dijalankan?
Pihak mana saja yang bisa berperan? Apa dampak yang bisa dirasakan dengan ide
ini? Dan sebagainya. Biasanya ide/gagasan dalam karya tulis ini menghasilkan
luaran. Luaran ini bisa berbentuk rancangan program atau prototype dari gagasan kita.
Berikut sedikit contoh dari pengalaman saya. Tahun 2009, saya
mengikuti Orientasi Anggota Baru LKM UNJ. Salah satu tugas saya membuat karya
tulis juga. Pada saat itu, kelompok saya mendapatkan tema Pendidikan. Saya dan
teman kelompok sepakat mengangkat masalah Ujian Nasional (UN) yang pada saat
itu begitu problematic dan
menimbulkan banyak pro kontra.
Pertama, kelompok saya mulai dengan mendalami masalah UN.
Kami menjabarkan bagaimana UN dengan standar baku nilainya menjadi sebuah
parameter untuk menilai hasil belajar siswa. Kami menjabarkan malasah-masalah
apa saja yang kemudian timbul dengan adanya kebijakan ini. Misalnya, bagaimana
UN mematikan potensi anak didik dengan hanya mengejar nilai, bagaimana standar
UN membuat para siswa stress hingga bunuh diri, serta bagaimana UN pada
akhirnya mendegradasi makna pendidikan.
Kedua, kelompok saya mendalami teori-teori pendidikan untuk
mengetahui bagaimana idealnya sebuah sistem evaluasi pendidikan. Bagaimana
idealnya sebuah siswa diarahkan kemudian dievaluasi hasil belajarnya.
Ketiga, Kelompok saya mendapatkan ide untuk membuat sistem
evaluasi pengganti UN, yaitu melalui Ujian Akhir Sekolah (UAS) berbasis
Dermatoglyphics Multiple Inteligences (DMI). UAS berbasi DMI merupakan sistem
ujian yang dilaksanakan oleh pihak internal sekolah dan dijadikan dasar untuk
kelulusan (menggantikan UN). Dalam UAS ini, siswa akan diuji berdasarkan
intelegensi yang dimilikinya. Intelegensi siswa dapat diketahui dengan tes DMI
ini. Artinya, hasil tes DMI akan dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi
terhadap siswa.
Penjelasan lebih detail tentang karya kelompok saya yang saat
ini mungkin bisa dibilang sudah outdated
itu, bisa dibicarakan di forum lain yah. Mengenai format penulisan karya
tulisnya juga bisa berbeda-beda, tergantung permintaan. Umumnya, yang pasti
terdapat bagian pendahuluan yang berisi latar belakang dan rumusan masalah,
kemudian ada bagian landasan teori, analisis, gagasan, luaran, hingga
kesimpulan, dan saran (bisa didiskusikan lebih lanjut).
Selamat menulis kawan. Kibarkan semangat mu J