aku tidak tahu ekspresi semacam apa yg harus ku tampilkan pada saat itu
saat aku mendengar segala kenyataannya
ada sebongkah batu besar yg meradang hatiku,,membuatku sulit bernafas, dan terasa sakit sekali
tapi entah kenapa aku tak bisa meneteskan air mata pada saat tersebut
aku menukarnya dengan senyum kegetiran sarat makna
aku bersembunyi di balik gelak tawa di malam hari
aku bertengkar dengan kecamuk hatiku
aku menafikkah kenyataan di kala pagi tiba
ini hanya mimpi, aku mencoba berargumen meyakinkan diriku sendiri
tapi aku gagal
kali ini aku tidak mampu memberikan argumen yg valid
ini bukan mimpi, sadarlah.
dia memang sudah pergi
dan hanya sisakan lembaran memori dalam ingatan ku
hal ini memang pasti terjadi cepat aatu lambat, karena semua yang datang pasti akan pergi
tak ada yg kekal di dunia ini.
aku harus bisa menerimanya,,
hanya saja ada penyesalan,, sesal yang ku rasa karena tak pernah memberitahunya
tak pernah melakukan decoding yg baik atas encoding yg dilakukannya
bukan kesalahan pada transmission of message, melainkan kesalahan receiver yg terlalu bodoh
ya, aku receiver yg bodoh, menghambat proses decoding dan tidak memberikan feedback..
sesal ini tak guna lagi, yang harus dilakukan adalah memperbaiki yg salah
karena kesalahan tidk bisa didiamkan saja
Namun, apa yg bisa ku lakukan?
engkau benar-benar telah menutup semua pintu corrective action
saat aku telah punya banyak keberanian untuk memperbaikinya,
kau malah enggan memulainya
kau lari dari proses transmission of message
kau membuang segala media untuk proses tersebut
tak ada lagi tools yg bisa digunakan
aku tahu alasan mu, karena kau sudah terlalu pusing dengan semua ini
tapi, bagi ku kau terlalu cemen
kau bukan lagi sosok sender tangguh dan mandiri yg aku kenal
kau bagai telah menjelma menjadi seorang pesakitan yg takut dioperasi
kau adalah bocah yg tidak berani melihat isi ruangan yg besar
kau tidak berani lagi melihat segala yg ada pada diriku
kau pergi..
baiklah, aku menghargai keputusan mu
tapi, jangan paksa aku, untuk segera melupakan mu
beri aku cukup waktu agar aku siap, relakan hatiku yg telah kau curi
yang kau curi di malam saat aku masih terlelap dengan kepentingan diri sendiri
dan aku tak dapat mengambilnya kembali saat ku tersadar di siang bolong, karena kau telah menghilang dengan segala keindahan mu.
-nadia-130710
Jumat, 13 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar